
Jurnalikanews – Sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022, Qatar ingin membuat pergelaran Piala Dunia 2022 dengan kesuksesan yang besar. Bagaimana tidak, Qatar mengadopsi sejumlah teknologi terbaru demi kelancaran penyelenggaraan Piala Dunia 2022. Berikut lima teknologi yang digunakan di Piala Dunia 2022 Qatar :
1. Al Rihla
Al Rihla merupakan bola yang digunakan pada gelaran Piala Dunia 2022 yang diproduksi oleh Adidas.Al Rihla yang berarti perjalanan dalam bahasa Arab itu memiliki sensor dan mengusung sistem Video Assistant Referee (VAR/Asisten Wasit Video). Kehadiran teknologi dan sensor itu membuat Al Rihla mampu memberikan data secara akurat seperti pergerakan dan dampak dari tiap tendangan serta sundulan bola di lapangan. Sensor itu juga membantu wasit untuk menentukan berbagai macam keputusan, seperti apakah bola keluar lapangan, melewati garis gawang, dan sebagainya. Sensor seberat 14 gram itu bertugas sebagai sensor pelacakan secara real time saat bola digunakan. Sensornya memiliki baterai berkapasitas kecil yang dapat bertahan selama enam jam penggunaan aktif. Jika tidak digunakan, sensor dalam bola dapat bertahan selama 18 hari. Karena itu, Al Rihla harus diisi daya (di-charge) dulu sebelum digunakan di lapangan.
2. Semi-Automated Offside Technology
Untuk memungkinkan wasit pertandingan di lapangan membuat keputusan offside yang lebih cepat, dan lebih akurat, Qatar menerapkan Semi-Automated Offside Technology atau teknologi offside semi-otomatis. Teknologi ini diterapkan dengan memasang 12 kamera pengintai khusus yang dipasang di bawah atap stadion untuk melacak bola dan 29 titik data setiap pemain dalam 50 kali per detik. Ketika wasit memutuskan offside, maka sistem akan menghasilkan gambar 3D untuk menunjukkan lokasi penyerang dan bek saat bola dimainkan. Animasi ini kemudian akan ditampilkan di layar di dalam venue, serta dibagikan ke TV untuk kemudian diteruskan kembali ke penggemar yang menonton di rumah. FIFA telah memperkenalkan teknologi untuk Qatar sebagai bagian dari komitmennya untuk meningkatkan pengambilan keputusan dalam sepak bola. Kehadiran teknologi ini membuat wasit tidak perlu memutar ulang tayangan video untuk menentukan offside atau tidaknya seorang pemain.
3. FIFA Player App
FIFA telah mengembangkan aplikasi ini berdasarkan masukan dari pemain profesional. bekerja sama dengan FIFPRO, aplikasi ini akan digunakan pertama kalinya di Piala Dunia 2022 di Qatar. Lewat aplikasi ini, pemain bisa mendapatkan informasi dan data kinerja mereka di lapangan segera setelah setiap pertandingan usai. Aplikasi FIFA Player terdiri dari data dan metrik intelijen yang dihimpun oleh tim ahli FIFA. Tim ahli FIFA akan menganalisis performa dan pelacakan data. Adapun beberapa data yang dilacak seperti pergerakan pemain saat menerima bola, tekanan yang mereka lakukan terhadap lawan, dan masih banyak lainnya. Aplikasi ini juga akan menampilkan metrik performa fisik yang dikumpulkan melalui pelacakan rekaman kamera di dalam stadion, seperti data kecepatan maksimal pemain. Metrik tersebut kemudian bisa dikombinasikan dengan penilaian lain terkait performa pemain. Nantinya, hasil analisis data dan metrik itu bisa disinkronisasi dengan cuplikan pertandingan untuk mengevaluasi pemain.
4. Bonocle dan Feelix Palm
Agar penggemar tunanetra dapat menikmati Piala Dunia 2022 Qatar, Bonocle dan Feelix Palm digunakan. Bonocle adalah platform hiburan braille pertama di dunia. Dengan menggunakan fungsi transcoding dan teknologi Bluetooth, individu tunanetra dapat turut merasakan kegembiraan Piala Dunia 2022 Qatar seperti orang lain. Seperti yang dijelaskan oleh pendiri Bonocle, Bonocle akan memungkinkan komunitas tunanetra di seluruh dunia untuk mengalami Piala Dunia 2022 dengan cara baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sementara Feelix Palm adalah komunikator telapak tangan dengan fitur taktil, juga akan digunakan di Qatar. Dengan menggunakan impuls listrik, Feelix Palm menawarkan pesan seperti huruf braille kepada tunanetra tanpa membatasi gerakan fisik atau pendengaran mereka. Qatar berharap teknologi ini menjadikan Piala Dunia 2022 sebagai ajang yang inklusif bagi semua kalangan.
5. Teknologi Pendingin Stadion
Meski sudah menggeser waktu pelaksanaan Piala Dunia 2022 hingga akhir tahun, Qatar tetap akan mengantisipasi panasnya cuaca di negara tersebut. Tujuh dari delapan stadion di Qatar menampilkan teknologi pendinginan canggih untuk menjaga suhu stadion sekitar 68°F atau suhu ideal untuk pemain dan penggemar. Karena mengusung konsep hemat energi dan ramah lingkungan, AC raksasa ini ditenagai oleh energi matahari. Setiap stadion akan disediakan pusat energi guna menyedot air melalui pipa untuk disemprotkan di area lapangan dan tribun penonton. Secara sederhana, teknologi pendingin raksasa ini mendinginkan udara dari luar yang mengalir ke stadion melalui pipa, yang kemudian dialirkan melalui grill di tribun dan nozzle di sisi lapangan yang besar. (MQM)