
Jurnalikanews – Mainan anak lato-lato saat ini sedang populer, bahkan Presiden Jokowi dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak mau ketinggalan menjajal permainan jadul tersebut saat agenda kunjungan peresmian pasar di Subang, Jawa Barat, Selasa (27/12/2022).
Demam lato-lato atau mainan yang kerap mengeluarkan bunyi “nok nok” ini tengah melanda anak-anak di Tanah Air. Mainan jadul ini sebenarnya sudah ada dan sempat populer di era 1990-an. Sedangkan di media sosial, banyak orang mulai dari anak-anak hingga kalangan orang dewasa mengunggah video saat mereka memainkan lato-lato atau juga dikenal dengan sebutan permainan nok-nok.
Lato-lato merupakan sebuah permainan sederhana yang terbuat dari sepasang bola yang terbuat dari plastik atau karet dan diikat pada dua utas tali yang membentuk bandulan. Tujuan permainan ini adalah untuk hiburan atau kepuasan, terutama saat dua bola saling beradu cepat dan memunculkan bunyi beruntun yang dapat membuat pemainnya merasa senang ketika berhasil. Lato-lato dimainkan dengan cara membenturkan kedua bola tersebut berkali-kali tanpa berhenti. Siapa yang berhasil memainkannya paling lama, maka ia lah pemenangnya.
Menurut sejarah, lato-lato atau nok-nok sudah ada dan dimainkan masyarakat sejak 1960 di era kepemimpinan Presiden Soekarno. Sejak awal kemunculannya, permainan ini pun langsung populer pada masanya. Julukan lato-lato berasal dari bahasa Bugis, lalu berubah jadi katto-katto di Makassar, dan dijuluki sebagai permainan tek-tek di daerah Jawa Tengah. Untuk mendapatkan kepuasan saat bermain lato-lato, kamu perlu mahir dalam mengadu dua bola hingga menghasilkan suara benturan yang seirama. Kita bisa dengan mudah mendapatkan mainan Lato lato di toko mainan terdekat atau di penjual mainan keliling atau kita bisa membelinya melalui toko online, seperti Shopee, Tokopedia atau online shop lainnya.Harga mainan Lato lato di Indonesia ini juga tergolong cukup murah dan beragam, harga yang dibanderol mulai dari Rp 8.000 hingga yang termahal Rp 20.000 rupiah. Untuk motif dan ukuran lato-lato pun mengalami berbagai modifikasi dalam berbagai ukuran, warna, dan gambar. Jika dulu lato-lato hanya berupa bandulan lato polos, kini lato-lato lebih bervariasi dengan berbagai gambar karakter dan ekspresi wajah yang sengaja ditempel sebagai hiasannya. Variasi ukuran dan gambar lato-lato yang kian beragam ini pun membuat permainan ini semakin banyak diincar. (AH)