Jurnalikanews – Hidrometeorologi merupakan cabang ilmu dari meteorologi yang mempelajari siklus air, curah hujan, dan berkaitan dengan iklim dan cuaca. Dengan kata lain, hidrometeorologi meliputi fenomena yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), dan lautan (oseanografi). Di mana ilmu ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan prakiraan cuaca, cara mengantisipasi banjir, dan upaya lainnya terkait bencana hidrometeorologi.
Macam-macam bencana hidrometeorologi, dilansir dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bencana hidrometeorologi di antaranya sebagai berikut:
1. Curah hujan ekstrem
2. Angin kencang
3. Puting beliung
4. Banjir
5. Kekeringan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mencatat di Indonesia terjadi 45 kali bencana selama sepekan terakhir pada tanggal 12 hingga 18 September 2022. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan jumlah ini lebih banyak dibandingkan sepekan sebelumnya, yaitu sebanyak 36 kali, di mana kejadian bencana alam banjir dan kebakaran hutan cukup besar.
Abdul Muhari menjelaskan juga bahwa variabel kejadian bencana di pekan ini 100 persen bencana hidrometeorologi, baik itu basah maupun kering, antara lain banjir, kebakaran hutan, cuaca ekstrim, tanah longsor, dan kekeringan. “Perbandingannya 50 atau sepertiga dari hampir ya lebih kurang, kurang dari sepertiga dari bencana itu adalah hidrometeorologi kering, sedangkan sisanya adalah hidrometeorologi basah,” ujar Abdul Muhari. Dia melanjutkan bahwa secara distribusi, bencana terjadi di beberapa wilayah pekan ini, di antaranya semua provinsi di Kalimantan mengalami banjir, kemudian di Aceh terjadi kebakaran hutan dan lahan, serta cuaca ekstrem di Jawa.
Kejadian ini menjadi perhatian BNPB di mana sudah hampir dua bulan fase bencana hidrometeorologi kering dan hidrometeorologi basah terjadi bersamaan. (TLM)
Referensi :
https:///berita/rigprp384/bnpb-catat-45-bencana-hidrometeorologi-basahkering-sepekan-terakhir