JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Bubur Ayam Diaduk VS Tidak Aduk

4_1Gambar 1

Bubur ayam kerap menjadi pilihan teman untuk sarapan, tapi sebenarnya bubur ayam dapat dimakan kapan saja. Bahkan bubur ayampun nikmat disantap ketika malam hari karena teksturnya yang lembut dan disajikan hangat-hangat. Karena memiliki kandungan gizi yang cukup baik dan mudah dicerna oleh tubuh, maka bubur ayam juga sering dikonsumsi oleh bayi dan orang sakit yang sedang dalam masa penyembuhan.

Bubur ayam memang makanan yang fleksibel karena dapat dikonsumsi dalam kondisi apapun. Tapi ternyata dari hal yang sederhana seperti bubur ayam menimbulkan pro dan kontra yang hingga saat ini belum terlihat juga titik terangnya. Ada dua kubu yang jika bertemu di meja makan dengan menu bubur ayam akan terjadi perang argumen, yaitu tim penikmat bubur ayam diaduk dan tim penikmat bubur ayam yang tidak diaduk. Padahal tentang menyantap bubur ayam diaduk dan tidak diaduk itu kembali sepenuhnya kepada selera masing-masing.

Perdebatan mengenai cara menikmati bubur ayam pun sampai memanas di media sosial seperti Twitter. Beragam cuitan lucu netizen yang saling menyerang kubu lainnya saling berbalas argument. Sehingga tidak jarang, cuitan netizan itu mengundang gelak tawa yang membacanya, seakan mereka mendebatkan sebuah permasalahan serius yang mempengaruhi masa depan sebuah bangsa.

Seperti ini cuitan netizen yang mengundang gelak tawa tersebut :

4_2Gambar 2

@Tetirnana : Menyiksa diri sendiri dgn memakan bubur yg tidak tercampur rata bumbunya, hanya utk sebuah tampilan kece? Aku sih big no ya ko.

@potatota : kalo nga dicampur plain dude, iya plain plain mundur soalnya nga berani mutusin.

@ryantrind : orang yang ngaduk bubur ayam cerminan dari hidup yang rasanya membosankan. selalu sama dari awal hingga akhir. flat. ga berwarna. ga estetis. ga fungsional. ga substantif.

@juliarthaap : Mengaduk bubur ayam adalah perbuatan tercela

@mbakanggun : Bubur ayam enaknya diaduk, tetapi kerupuknya dipisah untuk sensasi krauk krauk.

@anti_tesis : It’s all about equality not equity. Sama rasa, sama konten, sama tampilan. Knp dipisah kalo kelak jg bakal jd satu ama pencipta

@sultanabdulJ : Karena diaduk identik dengan mempersatukan, melihat org kita punya semangat persatuan yg tinggi.

@budzy_glory : hahahaha dulu awalnya gw juga aneh liat diaduk gitu, karna ga tau jadi kek apaan, tapi setelah d suruh coba aduk, ternyata lebih merata

@ikbalsaris : Memang sih its looking disgusting when your aduk2 bubur ayam but the taste its absolutely delicious kalau ga diaduk ga ada rasanya mas

@itsmszhr: Dulu gue jiji bgt sama bubur yg diaduk, skrg gue #teambuburdiaduk garis keras. Sensasinya lebih yahud dan rasanya lebih enak.

@debbypermata: AKU! kenapa? ga boleh? maju sini semua team makan bubur diaduk merusak estetika.

@symsiii: Emang salah bgt ya bang orang makan bubur ga diaduk? Hmmm.

@yasirjabry: Untuk hal ini, kita bersebrangan. Maaf, tapi sebagai #TeamBuburDiaduk , merusak estetika bubur sebanding dengan kenikmatannya rasanya.

Ada-ada saja memang kelakuan netizen di media sosial. Kalua kalian pro tim yang mana nih? (Mky)

Sumber :

  1. Gambar 1 : https://goo.gl/images/jBnZX3
  2. Gambar 2 : https://twitter.com/handokotjung/status/924496523081039872?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E924496523081039872&ref_url=https%3A%2F%2Ftwitter.com%2Fhandokotjung%2Fstatus%2F924496523081039872