Jurnalikanews- Seperti yang kita ketahui, beberapa hari yang lalu sempat gencar dengan hashtag “#tenyearschellenge”. Maksud dari ten years chellenge ini berarti perubahan yang terjadi pada seseorang dalam kurun waktu sepuluh tahun, yakni dari tahun 2009 hingga tahun 2019. Hashtag ini membanjiri timeline insta-story milik kebanyakan kalangan remaja. Tidak hanya insta-story tetapi juga ada di story-whatsapp dan juga timeline di salah satu media sosial yaitu Line.
Dengan melihat hashtag ten years chellenge ini ada yang membuat banyak orang merasa kagum dengan perubahan seseorang di tahun 2009 hingga 2019. Banyak yang mendapat pujian dari teman sebayanya dengan perubahan yang mereka miliki, karena yang sebelumnya terlihat “cupu” sekarang menjadi terlihat lebih cantik atau lebih tampan.
Akan tetapi, ada salah satu gambar yang membuat masyarakat yang melihatnya menjadi miris.
Gambar terebut menjunjukkan adanya perubahan seekor beruang kutub di tahun 2009 yang terlihat sangat gemuk dan sehat serta habitatnya juga masih terjaga karena es yang ada di kutub masih belum mencair. Berbeda halnya dengan gambar di bawahnya yakni perubahan beruang kutub di tahun 2019 terlihat sangat kurus dan tidak sehat. Dan es-es yang ada di kutub sudah mencair. Apa akibatnya? Yakni “Global Warming”. Selain gambar tersebut, kita juga bisa lihat gambar berikutnya:
Dari gambar kedua ini, kita bisa lihat bahwa kura-kura yang tadinya hidup di laut yang bersih tanpa sampah, kemudian sekarang hidup dengan terjerat oleh sampah plastik yang diakibatkan karena ulah tangan manusia yang tidak bertanggung jawab.
Dari 2 gambar di atas dapat kita ketahui, penyebab global warming dan laut yang tidak asri lagi salah satunya yakni terjadi karena ulah tangan manusia. Global warming sering terjadi karena asap dari pembakaran sampah-sampah, sedangkan laut yang kotor disebabkan karena pembuangan limbah yang tidak pada tempatnya. Oleh karena itu sebagai wujud kecintaan saya terhadap lingungkan, saya dan teman teman ikut andil dalam perubahan atas kerusakan yang telah terjadi di bumi yakni dengan mengikuti pergerakan “Stop Penggunaan Plastik”. Saat ini juga sedang gencar pergerakan pengurangan penggunaan plastik. Sebagai contoh yakni sedotan plastik dan plastik kantong belanja.
Sosialisasi ini umumnya dilakukan melalui media sosial terutama instagram, karena media sosial pada era revolusi 4.O merupakan media yang paling pesat yang dapat mempengaruhi masyarakat umumnya kalangan remaja. Sedotan sekarang sudah ada yang berbahan stainless steel dan ada alat untuk membersihkannya sehingga dapat dipakai berulang kali. Banyak remaja-temaja yang telah menggunakannya, terlebih sedotan stainless steel tersebut tersedia dalam berbagai warna yang membuat orang-orang dapat tertarik membeli sedotan berbahan stainless steel tersebut.
Untuk plastik kantong belanja, beberapa supermarket juga sudah tidak menyediakan dan mengajak orang-orang yang berbelanja untuk membawa kantong belanja sendiri yang dapat dipakai berulang kali. Untuk itu kita sebagai generasi penerus bangsa, tunggu apalagi? Kita harus memiliki kesadaran diri untuk ikut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan. Save our earth together!
(Mutia Luthfiany Khairunnisa_Universitas Pendidikan Indonesia_Stop Sampah Plastik)
Sumber foto:
https://timeline.line.me/post/_dSqJ0WqqlzrFDQ9Y-3O4x6MPE8YBGpIG1KH0l-Y/1154765056806052774