
Sumber: timesindonesia.co.id
Jurnalikanews – Sebagai negara republik, Indonesia dipimpin oleh presiden sebagai kepala pemerintahan. Minggu (20/10/2024), presiden dan wakil presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah resmi dilantik menjadi presiden dan wakil presiden Indonesia untuk periode tahun 2024-2029. Dalam menjalankan tugas sebagai seorang pemimpin di negeri ini, presiden dan wakil presiden memerlukan jajaran orang penting yang dapat membantu menjalankan tugas pemerintahan. Jajaran orang penting ini disebut sebagai kabinet. Kabinet adalah suatu badan atau dewan pemerintahan yang terdiri atas para menteri. Kabinet dalam periode pemerintahan Presiden Prabowo diberi nama kabinet Merah Putih.
Jajaran kabinet Merah Putih telah diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Minggu (20/10/2024) malam. Kabinet ini diisi oleh 109 orang yang terdiri dari 7 menteri koordinator, 41 menteri, 5 kepala lembaga, dan 56 wakil menteri. Jumlah orang yang terlibat dalam kabinet ini dianggap sangat gemuk, jumlah ini dipengaruhi oleh adanya pemecahan pada 9 kementerian menjadi 21 kementerian baru. Dilansir dari CNN Indonesia, Presiden ke-8 Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan bahwa terbentuknya kabinet yang menggemuk dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya dikarenakan bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan jumlah penduduk terbanyak keempat. Dengan hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto membutuhkan banyak orang untuk memperkuat pelaksanaan dari proyek-proyek yang akan berlangsung pada periode ini yang dapat mendukung keberlangsungan bangsa dan negara.
Pemecahan kementerian pada periode ini dibuat lebih spesifik seperti pada Kemendikbud Ristek yang dipecah menjadi Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Kementerian Kebudayaan. Hal ini sangat menarik atensi masyarakat Indonesia karena program yang dibuat pada dunia pendidikan memang dirasa perlu dibedakan antara tingkat pendidikan dasar dan menengah, dengan tingkat pendidikan tinggi. Pemecahan pada kementerian ini juga dapat menjadikan pemerintah dapat lebih memperhatikan dan memperbaiki sistem pendidikan yang ada di Indonesia.
Namun, di sisi lain gemuknya kabinet pada periode ini mengundang banyak kritik dan ketakutan dari masyarakat Indonesia. Dengan jumlah orang yang banyak maka tidak memungkiri akan adanya pembengkakan dari segi penggunaan APBN. Anggaran yang seharusnya terasa dan digunakan untuk kepentingan publik malah dapat berkurang akibat adanya tambahan beban administrasi. Dengan jumlah kepala yang lebih banyak juga dikhawatirkan akan ada kesulitan dalam koordinasi dan proses birokrasi antar lembaga. Selain itu, dengan semakin banyaknya kepala dalam sistem pemerintahan ini dirasa akan ada kesulitan dalam pengambilan keputusan.
Banyaknya jumlah orang yang terlibat dalam pemerintahan periode ini juga memunculkan adanya potensi peningkatan praktik korupsi, karena pada pemerintahan sebelumnya pun dengan jumlah orang dalam pemerintahan yang lebih sedikit, tetap saja ada praktik korupsi yang dilakukan oleh menteri. Jika dibandingkan dengan jumlah orang yang tergabung dalam kabinet ini, maka tidak memungkiri bahwa praktik korupsi dapat saja terjadi bahkan meningkat. Sehingga dengan jumlah kabinet yang gemuk ini, maka akan menjadi tugas yang besar bagi Presiden Prabowo Subianto dalam mengawasi setiap pergerakan dari tiap menterinya agar tetap bekerja dan berjalan sesuai dengan yang seharusnya, tanpa mengotori nama pemerintahan dan mengecewakan masyarakat. (CAP)
Sumber :
Apa Itu Kabinet? Simak Tugas dan Fungsinya dalam Pemerintahan
Prabowo Akui Kabinetnya ‘Gendut’: Kita Luasnya Sama dengan Eropa Barat
Prabowo Pecah 9 Kementerian di Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Perbandingan Kabinet Merah Putih dengan Kabinet Indonesia Maju, Berapa Jumlahnya?