
Sumber: astroasylum.com
Jurnalikanews – Fashion merupakan salah satu aspek budaya yang paling berkembang pesat dan terus bertransformasi hingga saat ini. Lebih dari sekadar pakaian yang kita kenakan, fashion merupakan cara kita mengekspresikan diri, menunjukkan status sosial, dan menggambarkan perasaan atau identitas kita. Dalam dunia yang semakin global, fashion tidak hanya menjadi alat untuk menutupi tubuh, tetapi juga menjadi bahasa universal yang mampu menyampaikan makna lebih dari sekadar kata.
Fashion dalam konteks modern telah berkembang dari pakaian tradisional yang lebih fungsional menjadi bentuk seni yang lebih ekspresif. Selama abad ke-18 dan ke-19, fashion mulai dikenal sebagai simbol status sosial. Di Eropa, pakaian mewah dan aksesori menjadi tanda kekayaan dan status, para bangsawan menggunakan pakaian sebagai cara untuk menunjukkan perbedaan kasta.
Seiring perkembangan zaman, fashion semakin menjadi alat ekspresi diri. Setiap orang memiliki kebebasan untuk memilih apa yang mereka kenakan, dari gaya kasual hingga formal, dari busana jalanan (streetwear) hingga haute couture. Dalam banyak budaya, fashion dapat menggambarkan
banyak hal, mulai dari pilihan pribadi, hingga kesadaran sosial, politik, atau bahkan solidaritas dengan gerakan tertentu.
Industri fashion adalah salah satu yang paling besar di dunia, mencakup desain, produksi, distribusi, dan penjualan pakaian serta aksesori. Dengan munculnya desainer ternama seperti Karl Lagerfeld, Valentino, dan Alexander McQueen, serta rumah mode besar seperti Chanel, Louis Vuitton, dan Gucci, fashion telah menjadi bisnis yang sangat menguntungkan.
Dengan adanya media sosial, setiap orang dapat menjadi bagian dari industri fashion, berbagi gaya pribadi mereka serta mendapatkan perhatian dan pengakuan. Ini membuka kesempatan bagi mereka yang tidak memiliki akses langsung ke panggung mode global untuk tetap berkontribusi pada dunia fashion. (LA)