
Sumber : Instagram Ario Muhammad (@ario_muhammad87)
Jurnalikanews- Di tengah fenomena anak-anak zaman sekarang yang lebih suka rebahan sambil scrolling TikTok, berjam-jam main game online atau terjebak dalam dunia gadget, ada sosok luar biasa yang patut kita teladani yaitu Muhammad Deliang Alfarabi, atau lebih akrab disapa Deliang. Di usianya yang baru 11 tahun, Deliang sudah menulis 37 buku! Menarik, bukan?
Realitas Minat Baca di Indonesia
Sebelum kita membahas Deliang lebih jauh, mari kita lihat data dari UNESCO yang menunjukkan bahwa minat baca orang Indonesia sangat rendah, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang, hanya ada satu yang rajin membaca. Deliang menjadi bagian dari 1% yang luar biasa ini.

Sumber : Sinergimadura.com
Prestasi Menulis Deliang
Deliang lahir di Taipei dan tumbuh besar di Bristol, Inggris. Dalam satu dekade hidupnya, ia telah mendapatkan royalti sebesar 20 juta dari penjualan lima bukunya. Novel-novelnya, seperti “Quiky Friend” dan “Weird Family,” berhasil masuk dalam daftar top 15 kategori dark comedy di Amazon di Amerika dan Inggris. Bahkan, novel fantasi terbarunya yang berjudul “Rigel The Last Guardian” sempat nangkring di posisi top 50!

Sumber : Liputan6.com
Dukungan yang Tak Ternilai
Keberhasilan Deliang dalam menulis ini tak lepas dari dukungan ayahnya, Ario Muhammad. Ario selalu memotivasi Deliang dengan memberikan buku dan membiasakan pendidikan literasi. Setiap hari, Deliang meluangkan waktu 15-30 menit untuk membaca dan menuliskan perasaan maupun emosinya dalam diary pribadi Deliang. Habit membaca ini terus tumbuh dalam masa kecil Deliang, tidak seperti teman sebayanya yang senang bermain gadget, scrolling Tiktok sambil rebahan, Deliang justru menggunakan waktu bermainnya dengan menghiasi dunia imajinasinya melalui membaca buku.
Kebiasaan Membaca yang Inspiratif
Di tahun 2023 saja, Deliang sudah membaca lebih dari 350 buku! Ia memilih menggunakan waktu bermainnya untuk membaca, baik buku fisik maupun di Kindle. Buku terbarunya, “the Battle of Badr,” merupakan gabungan dari fantasi, time-travel, dan kisah Sirah Rasul, dengan supervisi dari Islamic Scholars lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo.

Sumber : Youtube Deddy Corbuzier (@corbuzier)
Menginspirasi Generasi Muda
Kisah prestasi Deliang dalam kepenulisan ini menarik perhatian banyak orang tua dan anak muda. Ia kerap kali diundang sebagai pembicara dalam seminar literasi untuk cara sekolah, stasiun televisi, maupun platform media sosial. Dari perjalanan Deliang, kita bisa belajar bahwa membaca adalah kunci untuk membuka imajinasi.

Sumber : Sangbuahhati.com
Pelajaran dari Kisah Deliang
Dengan begitu, apa yang bisa kita petik dari kisah Deliang ini? Sudah berapa buku yang kita terbitkan di usia yang sedewasa ini? Setidaknya, mulailah dengan membaca satu atau dua kalimat, satu atau dua paragraf, kemudian lanjutkan dengan beberapa judul tulisan, hingga akhirnya membaca buku.
Mulailah meningkatkan literasi kita, sebetulnya imajinasi berawal dari membaca, jika kamu membaca kamu akan berpikir. Jika bisa berpikir kamu penasaran. Jika penasaran, kamu akan belajar sendiri. Itulah dasar dari semuanya. Imajinasi tersebut dapat dituangkan dalam karya terbaik kita dengan cara kita masing-masing. (LA)
Referensi :
https://kumparan.com/beritaanaksurabaya/kisah-deliang-penulis-cilik-dari-trenggalek-punya-karya-40-berbahasa-inggris-223kE5DVves
https://sangbuahhati.com/baca/deliang-al-farabi-penulis-cilik-yang-rilis-37-buku-bahasa-asing/
https://jabar.tribunnews.com/2024/01/25/viral-sosok-deliang-al-farabi-penulis-usia-11-tahun-terbitkan-40-buku-hingga-jadi-pengisi-seminar?page=all
https://elmahrusy.id/deliang-anak-muda-11-tahun-dengan-300-bacaan-37-tulisan-dan-20-jutaan/