
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Jurnalikanews – Pada Selasa pekan lalu (12/09), akhirnya salah satu program kerja unggulan presiden mahasiswa yaitu Seragam atau Selasa Beragam mulai dilaksanakan. Program kerja ini mengajak para mahasiswa Politeknik AKA Bogor untuk memakai seragam dari masing-masing organisasi yang mereka ikuti. Dalam pelaksanaan perdananya, para mahasiswa merasa bahwa program kerja ini kurang dimasifkan. Tak sedikit mahasiswa yang mengetahui informasi mengenai program kerja ini dari mulut ke mulut, bukan melalui jarkoman yang telah disebarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).
Program kerja ini menuai tanggapan dari beragam kalangan mahasiswa. Beberapa mahasiswa yang tak mengikuti organisasi mengaku, kegiatan ini membuat mereka tertarik untuk berorganisasi. Sayangnya, sebagian besar mahasiswa menganggap bahwa program kerja ini tidak memiliki dampak atau manfaat khusus. “Tidak berefek dan berpengaruh banyak ke saya,” ungkap salah satu mahasiswa non-organisator atau kerap disebut sebagai study only atau SO. Tak hanya itu, beberapa mahasiswa lainnya merasa bahwa program kerja ini tidak efektif karena pelaksanaannya dilakukan pada waktu yang tidak tepat, “Kalau dilihat dari tujuan, program kerja ini terlambat karena seluruh komponen sudah tutup open recruitment-nya,” ucap salah satu mahasiswa.
Mayoritas mahasiswa merasa tidak terganggu dengan adanya program kerja tersebut, meskipun terdapat segelintir mahasiswa yang merasa terganggu dengan alasan yang cukup beragam, seperti ejekan yang diterima oleh para SO karena tak memakai PDH dari salah satu komponen atau lembaga.
Ketika program kerja ini pertama kali dilaksanakan, cukup banyak mahasiswa yang mengenakan seragam organisasi mereka ketika beraktivitas di kampus. Sayangnya, baru dua minggu program kerja ini berjalan, terdapat penurunan euforia dalam pelaksanaan program kerja ini. Terbukti dari menurunnya jumlah mahasiswa yang memakai seragam organisasi ketika beraktivitas di kampus pada Selasa pekan ini (19/09).
Para mahasiswa berharap agar program kerja ini lebih dimasifkan kembali karena terdapat mahasiswa yang bingung dengan program kerja ini. Beberapa mahasiswa mengklaim bahwa tak adanya sosialisasi membuat mereka bingung terkait maksud, tujuan, dan aturan dari program kerja unggulan tersebut, termasuk aturan mengenai pakaian yang harus dipakai para mahasiswa yang tak berorganisasi di hari Selasa. [AC/LA/CA/AA]