JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

Kulit Ikan Arapaima Sungai Amazon Jadi Produk Fashion Berkelanjutan

Sumber : Vogue

Jurnalikanews – Ikan arapaima atau dikenal sebagai ikan pirarucu atau ikan raksasa merupakan salah satu makanan pokok yang biasa dikonsumsi bagi warga yang tinggal di tepi anak sungai Amazon. Ikan ini mampu tumbuh hingga panjanganya tiga meter, biasanya para warga kerap menjual dagingnya di pasar atau wilayah perkotaan Brazil dan sebagian besar dieskpor dengan Amerika Serikat menjadi pasar utamanya, namun kulit ikan raksasa tersebut sebagian besar kulitnya dibuang oleh warga lokal.

Suatu hari, Eduardo Filgueiras selaku pemilik Nova Kaeru, salah satu tempat pengolahan kulit, melihat setumpuk kulit ikan arapaima yang hampir terbuang, lalu Eduardo tersebut mengelolanya dengan membuat produk fashion yang berbahan dasar kulit ikan arapaima. Sebelumnya dia telah mengubah kulit katak menjadi material yang siap diolah, namun karena ukurannya terlalu kecil menyebabkan tidak banyak produsen atau pelanggan yang tertarik, kemudian Eduardo mencoba mengubah kulit ikan arapaima menjadi produk fashion yang cukup bernilai.

Tak disangka material tersebut menghasilkan hasil yang mengejutkan, dengan menghadirkan inovasi baru berupa produk fashion dari ikan arapaima yang hidup di sepanjang anak sungai Amazon sebagai produk fashion ramah lingkungan. Material tersebut dapat dijadikan tren mode berkelanjutan, seperti tas kulit, sepatu bot ala koboi, hingga jaket merah bersisik yang tampil di pemotretan Vogue saat Rihanna hamil.

Penjualan dari produk fashion ramah lingkungan itu rupanya telah memberikan pendapatan yang layak bagi ratusan keluarga yang tinggal di sekitar Amazon. Bahkan kegiatan produksi material dari ikan arapima itu telah mendukung dan meningkatkan penghasilan sebagai mata pencaharian mereka.

Namun, mereka sangat menyadari bahwa penangkapan ikan secara besar-besaran dapat menggangu populasi ikan yang hidup di habitat aslinya. Jorge de Souza Carvalho selaku nelayan lokal di sana dan peneliti akademis Leandro Castello bekerja sama di kawasan Mamiraua menemukan cara paling efektif dan aman untuk menghitung jumlah populasi di sepanjang kawasan lindung. Mereka menemukan suatu hal yang unik dari spesies ikan raksasa ini. Misalnya ikan arapaima akan muncul ke permukaan air untuk bernapas setidaknya setiap 20 menit. Kemudian nelayan dan para ilmuan menghitung berapa banyak memiliki ekor berwarna merah itu muncul di area tertentu. Dan cara tersebut efektif, pemerintah setempat pun mengakui metode perhitungan tersebut salah satu cara menangkap ikan yang legal tanpa menganggu populasinya. Secara hukum, penangkapan yang dizinkan hanya sekitar 30 persen dari populasi setiap tahun. (MAY)

Referensi :

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/11/132737620/kulit-ikan-arapaima-sungai-amazon-jadi-produk-fashion-berkelanjutan?page=all#page2