Jurnalikanews-Indonesia bisa dijuluki negara –paling- galau, bukan hanya masyarakatnya paling banyak mengeluh di sosial media tapi Indonesia sulit menghirup kesegaran udara untuk bernapas sepuasnya. Baik, memang banyak pepohonan di indonesia bahkan negara berpenduduk agraris ini terkenal dengan pegunungan dan perbukitan yang kerap dikunjungi wisatawan luar.
Hanya saja beberapa orang atau beberapa ribu orang tidak memiliki kesadaran menjaga Indonesia yang katanya surga dunia. Masih angkuh dengan knalpot berasap hitam atau apatis dengan melempar bungkus makanan ringan di sungai, semua itu masih menjadi rutinitas hingga sekarang, terkhusus bagi masyarakat metropolitan.
Padahal mereka telah mengetahui bahwa apa yang mereka kerjakan menjadi masalah, banjir misalnya. Sudah berapa kali musibah banjir disebabkan banyaknya sampah di sungai? Atau tidak sadarkah mereka jika dunia kini semakin panas akibat ozon berlubang?
Diketahui, udara yang baik, alam yang sejuk dan negeri yang aman adalah dambaan bagi seluruh umat sekalipun binatang. Tidakkah kita tahu jika di desa-desa kini sulit dijumpai serangga semacam kecapung, kupu-kupu, maupun kunang-kunang? Menurut pendapat biologiwan serangga-serangga ini tidak akan hidup di daerah yang udaranya sudah tercemar.
Dari banyaknya sebab dan akibat seperti ini aku –pen, sedikit memiliki cara untuk mensterilkan udara dan alam Indonesia lebih segar dan sejuk dipandang. Pertama, membuang sampah pada tempatnya. Hal ini sangat sering dihimbau kepada masyarakat, di tempat umum sampai di setiap bungkus makanan.
Tapi pada kenyataannya tidak semua masyarakat mengikuti anjuran yang sudah sering diterima. Kemudian tempat pembuangan sampah juga tidak efektif beralasan kurangnya lahan pembuangan. Padahal sudah ada ide cerdas untuk menangani? Seperti cara yang biasa dilakukan anak pesanten yankni melipat bungkus atau bekas makanan yang selanjutnya dibakar.
Kemudian untuk barang plastik dapat didaur ulang oleh pengrajin kreatif. Sehingga tidak akan ada sampah yang mengganggu penglihatan. Apalagi jika setiap individu memilliki kesadaran, membawa kantong khusus untuk sampah ketika di luaar atupun kendaraan umum yang mungkin tidak ada tempat sampah.
Bayangkan Indonesia menjadi negara tanpa sampah, bagaimana sempurnanya negara ini?
Mari menjahit udara Indonesia dengan memperbaiki sedikit demi sedikit kebiasaan buruk untuk perdamaian. Jadi tunggu apalagi? Lets do it!
Biodata penulis
Nama: Reni Nur Hidayati
Asal Universitas: Institut Agama Islam Syarifuddin(IAIS), Lumajang.
Sub Tema: Indonesia bersih dari sampah dan polusi
Jurnalistik Politeknik AKA Bogor