Jurnalikanews- Pada masa liburan, kota Bandung selalu menjadi destinasi favorit untuk dijadikan tempat berlibur bagi para wisatawan dari berbagai daerah. Terlebih lagi, kota Bandung terkenal dengan kulinernya yang beraneka ragam serta enak. Banyak masyarakat dari berbagai kota sengaja berkunjung ke kota kembang ini hanya untuk berwisata kuliner. Dibalik banyaknya kuliner di kota ini, ternyata Bandung menyimpan banyak fakta unik yang belum banyak diketahui oleh orang banyak. Berikut ini merupakan fakta-fakta unik kuliner di Bandung.
- Batagor

Batagor merupakan makanan khas Kota Bandung dengan bahan dasar campuran ikan yang digoreng, lalu disajikan dengan bumbu kacang yang gurih pedas, serta tambahan perasan jeruk. Hal ini membuat batagor memiliki banyak penggemar dari berbagai wilayah. Batagor sendiri merupakan singkatan dari ‘Bakso Tahu Goreng’.
Awal mula Batagor sendiri berasal dari ketidaksengajaan. Bermula dari seorang bernama Isan yang berjualan bakso keliling di wilayah Bandung yang saat itu dagangannya tidak habis. Tentu dagangannya akan segera basi jika dijual keesokan harinya. Alhasil, bakso tahu yang tidak habis tersebut ia goreng lalu ia bagikan kepada tetangga sekitarnya. Sejak itu pula para tetangga mulai menggunakan kata ‘Batagor’ sebagai nama dari bakso tahu goreng buatan Isan. Seiring berjalannya waktu batagor pun mulai dikenal dan digemari banyak orang.
- Seblak

Seblak merupakan makanan khas dari Kota Bandung yang terkenal dikalangan masyarakat saat ini. Cita rasa pedas gurih yang berbahan dasar kerupuk basah, dengan campuran bumbu dan aneka topping yang dapat dipilih, membuat seblak menjadi jajanan khas yang wajib dicicipi di Kota Bandung.
Banyak masyarakat beranggapan bahwa nama ‘Seblak’ sendiri merupakan kerupuk basah, padahal nama ‘Seblak’ sendiri merupakan nama dari bumbu yang digunakan, yakni kencur, cabai, bawang merah, bawang putih, gula, dan garam, sedangkan kerupuk basah merupakan toppingnya. Ada juga yang mengatakan bahwa istilah ‘Seblak’ sering dihubungkan dengan perasaan seperti ‘nyeblak hate’ yang artinya adalah perasaan kaget. Kaitannya dengan makanan seblak adalah diibaratkan rasa kaget yang muncul ketika mencoba seblak karena rasanya sangat pedas.
- Cuanki

Makanan yang terdiri dari bakso, tahu, dan siomay kering ini merupakan makanan yang khas dijual dengan cara dipikul. Namun kini seiring berjalannya waktu, cuanki banyak dijual menggunakan gerobak ataupun dijual dengan menetap di suatu tempat.
Cuanki merupakan makanan khas Jawa Barat, dijual dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan dengan bakso. Cuanki identik dengan siomay kering, yang membuat cuanki ini berbeda dengan bakso. Cuanki dijual dengan cara dipikul dan berkeliling sambil mengetok-ngetokan kentongan kecil. Cuanki sendiri merupakan singkatan dari ‘Cari Uang Jalan Kaki’ karena dahulu, mayoritas berjualan makanan ini adalah dengan cara dipikul dan berjalan kaki.
- Colenak

Colenak adalah salah satu jajanan khas Jawa Barat yang terbuat dari singkong yang dijadikan peyeum atau tape yang kemudian dibakar, ditambah dengan gula jawa cair dan parutan kelapa. Proses pembakarannya pun masih menggunakan arang, sehingga aroma yang dikeluarkan memiliki khas tersendiri.
Nama colenak berasal dari singkatan ‘dicocol enak’ karena cara memakannya adalah dengan cara ‘dicocol’ dengan gula jawa cair untuk mendapatkan rasa yang enak. Tak hanya terkenal dikalangan masyarakat, colenak juga sudah dikenal oleh dunia. Colenak pernah disajikan kepada para pemimpin Negara dalam Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955 dan kembali disajikan dalam acara perpisahan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
- Karedok

Karedok adalah makanan berbahan dasar sayuran segar tanpa melalui pemasakan, sehingga kandungan gizi dan seratnnya tetap terjaga. Dengan saus bumbu kacang yang pedas gurih, serta tambahan kerupuk sebagai pelengkap, membuat karedok banyak diminati masyarakat.
Nama karedok sendiri berasal dari desa Karedok yang terletak di seberang Sungai Cimanuk. Daerah ini dulunya merupakan wilayah Sumedang Larang atau Negara Mayeuti (sebutan orang dahulu). Berawal dari seorang Bupati yang bernama Pangeran Suriat Atamaja yang sedang beristirahat dan dengan rasa hormat warga menyuguhkan hidangan Karedok Terong. Kemudian karedok terong tersebut banyak dibicarakan oleh sesepuh Sumedang atas rasanya yang lezat. Seiring berjalannya waktu, karedok pun memiliki berbagai jenis dan mulai berkembang luas di kalangan masyarakat. (Ard)
- Instgram : @Jurnalika
- Line : @igx5444h
- Website : jurnalika-News.com
- Twitter : @jurnalika
- Facebook : Jurnalika Bogor
- YouTube : Jurnalistik Politeknik AKA