Jurnalikanews- Majalah dinding (mading) terbaru Politeknik AKA Bogor yang terletak di depan ruang prodi telah dipasang. Mading yang dipergunakan untuk publikasi hasil penelitian dan research dosen dan mahasiswa yang pernah dipubikasikan secara nasional dan internasional. Pencetus mading tentang Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) ialah Bapak Candra Irawan, M.Si, selaku Pembantu Direktur I Politeknik AKA Bogor. Tanpa peresmian terlebih dahulu, mading PPM rencananya akan mulai digunakan bulan Desember 2017. Untuk publikasi hasil karya, tema kepenulisan yang berkaitan khususnya dengan kimia dan sains terapan serta berhubungan dengan perindustrian.
Menurut Bapak Ismail, S.Si., MT, selaku Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, saat ini letak mading hanya di depan prodi tetapi kemungkinan untuk kedepanya akan dibuat lagi dan diletakan ditempat lainnya. Posisi yang dipilih ini menurutnya karena strategis dan menjadi akses penting untuk berurusan dengan akademik maupun menuju perpustakaan, dimana banyak mahasiswa yang lewat dan berlalu lalang.
Mading PPM ditujukan sebagai media pembelajaran, khususnya bagi mahasiswa, untuk ikut serta maupun memberikan semangat melakukan penelitian dan penulisan karya ilmiah. Selain bagi mahasiswa, penelitian dan penulisan karya juga diperuntungkan bagi civitas akademik. Dalam penulisan karya ilmiah tema yang diharapkan berkaitan dengan kimia dan kompetensi masing-masing. Di Politeknik AKA Bogor terdapat tiga prodi yaitu Analis kimia, Penjaminan Mutu Pangan Industri, dan Pengolahan Limbah Industri. Mahasiswa dapat menulis dan melakukan penulisan bahkan penelitian dan karya ilmiah baik skala nasional maupun internasional yang nantinya dapat diseminasikan.
“Bagi mahasiswa diharapkan mading dapat digunakan sebagai salah satu pembelajaran, serta sifat akademik salah satunya tidak hanya berkonsentrasi pada pembelajaran tetapi juga penelitian dan research. Jika bagi dosen itu adalah kewajiban, maka untuk mahasiswa juga dididik untuk bisa meneliti atau menulis.” ucap Pak Ismail. (UN/Rossetha)