Jurnalikanews- Dewasa ini kita kerap kali menjumpai beragam pembangunan dan perbaikan di lingkungan kampus AKA Bogor. Dimulai dari yang sedang gencar dibangun yaitu Gedung Auditorium, pengaspalan secuil jalan di area kampus, munculnya air mancur kembar di depan lobby gedung A, hingga tumbuhnya aneka tanaman yang sudah lama di nanti. Laboratorium lingkungan yang berada di Gedung D (lab lama) lantai 1, nampaknya juga tak mau ketinggalan dalam berbenah diri.
Sejak diajukan akhir 2016 lalu, permohonan renovasi lab lingkungan nyatanya baru terealisasi pada penghujung November tahun ini. Perbaikan itu sendiri terfokus pada meja kerja laboratorium yang dominan terbuat dari bahan kayu, sehingga memicu pertumbuhan rayap yang lambat laun merusak kondisi meja. Berdasarkan penuturan Kepala Laboratorium Lingkungan, Ibu Nurdiani. Beliau mengatakan bahwa pasca awal berdirinya gedung ini pada 14 tahun silam, ini merupakan renovasi yang pertama kali dilakukan.
Proyek yang digadang-gadang menelan biaya hingga 60 juta rupiah ini dimulai sejak Rbu (22/11) dan dicanangkan akan selesai awal Desember nanti. Tak heran jika proses pengerjaan terus dilakukan hingga larut malam. Dampak dari proyek renovasi ini adalah banyaknya peralatan laboratorium yang terpapar debu lantaran tidak dipindahkan sehingga harus ditutup. Dampak lainya juga jelas terasa pada kegiatan praktikum yang menggunakan laboratorium lingkungan tersebut.
Selama proyek renovasi dilakukan, praktis kegiatan praktikum dipindahkan seluruhnya ke labotarorium lainnya yang di klaim jarang digunakan. Namun, mayoritas mahasiswa mengeluhkan lantaran terbatasnya ruang gerak, terutama saat kegiatan praktikum berlangsung. Hal tersebut semakin diperparah ketika terjadi kegiatan praktik dengan judul yang sama dan membutuhkan ruang gerak lebih, sehingga hiruk pikuk dan kegaduhan seakan menjadi pemandangan lazim.
Perbaikan memang mutlak dilakukan, terlebih berkaitan dengan kepuasan konsumen, dalam hal ini adalah mahasiswa itu sendiri. Namun seyogyanya, perbaikan juga harus mempertimbangkan aspek kenyamanan berbagai pihak, jangan sampai berimbas pada kegiatan belajar mengajar yang tak lepas dari sisi kenyamanan. (Furler&ARW)