Jurnalikanews- Gerakan IMAKA Mengajar (GIMA) adalah salah satu program kerja Kementrian Sosial-Masyarakat BEM IMAKA Politeknik AKA Bogor yang di tahun 2017 ini sudah memasuki tahun kelimanya. GIMA awalnya bertujuan untuk mengajar saja. GIMA pertama merupakan asal mula terbentuknya “Rumah Inspirasi” sebagai program kerja SOSMAS. Pada GIMA yang kedua, melihat dari program desa binaan universitas lain sehingga menginspirasi untuk melaksanakan desa binaan, dengan melakukan pembelajaran dan pengabdian di Desa Cibuyutan yang berlanjut di GIMA ketiga. Pada GIMA keempat terbentuk inovasi baru untuk menuju ke Pacen Dekih dan lanjut terlaksana hingga GIMA kelima. Desa binaan sebenarnya adalah program pembangunan pengabdian masyarakat dan pengajar secara berkelanjutan.
“Untuk GIMA lima lokasinya itu di Kampung Cibuyutan, daerah jonggol” ujar Gusvi, selaku panitia acara sekaligus koordinator GIMA kelima. Lokasi tersebut dipilih, pertama karena dilihat dari kriteria yang diberikan yaitu daerah yang tertinggal dan belum banyak tersentuh bantuan. Hal lainnya karena di daerah Cibuyutan masih dibutuhkan sarana pengairan, dan disana juga hanya ada satu pengajar saja serta hanya ada tiga kelas untuk kegiatan belajar-mengajar. Jadi, GIMA kelima melakukan program berkelanjutan karena dirasa masih belum ada yang terselesaikan.
“Antusiasme mahasiswa dalam GIMA lima ini begitu tinggi, dilihat dari presentase jumlah pendaftar pengajar kurang lebih sebanyak 300 orang pendaftar, dan juga untuk panitia sekitar 90 orang ke atas,” lanjut Gusvi.
Kendala yang dialami terjadi mulai dari waktu yang dinyatakan tidak terkejar dari open recruitment karena masalah tempat yang belum pasti. Sasaran GIMA kelima ialah para mahasiswa untuk mengimplementasikan Tri Dharma perguruan tinggi yang ketiga yaitu Mengabdi Pada Masyarakat. GIMA kelima akan dilaksanakan pada 28 Desember 2017 hingga 4 Januari 2018. (rr)