JURNALIKA

Jurnalistik Politeknik AKA Bogor

HIMPUNAN MAHASISWA, PERLUKAH?

123880-Tapete-Contzen3-2550-20-255020      Jurnalikanews- Layaknya kebanyakan kampus di Indonesia, sebuah Himpunan Mahasiswa dari masing masing program studi (prodi) nampaknya sudah menjadi hal lumrah nan mutlak adanya meskipun bukan datang dari ketetapan atau kebijakan yang digariskan oleh kampus itu sendiri. Tak bisa dipungkiri bahwa keberadaan Himpunan Mahasiswa sudah menjadi wadah, khususnya bagi mahasiswa dari prodi yang bersangkutan, untuk berekspresi dan menampakkan jati diri, baik diri sendiri maupun prodinya.

    Begitu pula yang terjadi di Politeknik AKA Bogor, yang kini telah memiliki 3 prodi semenjak berubah status dari akademi menjadi politeknik. Perubahan status tersebut baru terlaksana 3 tahun yang lalu, sehingga di Politeknik AKA sendiri belum terbentuk Himpunan Mahasiswa. Berangkat dari hal tersebut, kebutuhan para mahasiswa kini tak lagi sama dengan yang dahulu. Berbagai aspirasi dan kreatifitas menyangkut prodinya tak bisa hanya disalurkan melalui UKM maupun komunitas yang tersedia. Maka dari itu, Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) selaku lembaga legislatif yang mengurusi birokrasi yang ada di IMAKA, bergerak membentuk panitia khusus (pansus) Himpunan Mahasiwa.

      “Pansus ini kan (mengacu dari fungsi DPM selaku pelaksana legislasi di IMAKA) sistemnya mengadopsi di Indonesia, pansus ini adalah kepanitiaan yang di bawah legislasi langsung untuk melegalkan isu terhangat, itu (dalam hal ini –red) berarti isu himpunan mahasiswa, kan.”, ujar Maytsa Awanda, salah satu anggota pansus, mengenai pansus yang terbentuk. “komposisinya kita ambil dari masing-masing prodi (Analisis Kimia, Penjaminan Mutu Industri Pangan, dan Pengolahan Limbah Industri)”, tambahnya.

     Sementara itu, tugas dari pansus ini sendiri diambil dari hasil kesepakatan para petinggi kelengkapan organisasi dalam acara “We Are IMAKA”, dimana setidaknya tahun ini sudah terbentuk draft mengenai Himpunan Mahasiswa tersebut. “Tupoksi dari pansus ini yakni membentuk draft Himpunan Mahasiswa, mengawal masa trial  pengaplikasian, sampai evaluasinya”, katanya.

      Dalam perjalanannya, pansus ini melewati berbagai proses sebelum akhirnya terbentuk Himpunan Mahasiswa. Mulai dari mengumpulkan informasi terkait Himpunan Mahasiswa dari kampus-kampus lain yang nantinya disesuaikan dengan keadaan IMAKA, kemudian monitoring IMAKA, menyebarkan kuisioner, hingga saat ini telah sampai pada tahap merumuskan draft sementara atau yang disebut juga dengan naskah akademik, “draft sementara ini di RDP (Rapat Dengar Pendapat –red) in bersama BEM, karena eksekutifnya di BEM, kan”, lanjutnya. Setelah adanya RDP, maka akan dibuka recrutment OC, dimana OC ini adalah kepanjangan tangan dari pansus, tugasnya yakni mematangkan draft sementara tersebut menjadi draft tetap.

IMG-20171007-WA0007      Para mahasiswa pun, mengenai akan terbentuknya Himpunan Mahasiswa tersebut yang diawali dengan adanya pansus ini, banyak yang menyatakan setuju dan ikut mendukung jalannya proses yang dilewati pansus, terutama para mahasiswa dari dua prodi baru yaitu PMIP dan PLI. Seperti yang diutarakan oleh Azum Adani, selaku komti kelas 2E PMIP. Menurutnya,  Himpunan Mahasiswa yang terbentuk dapat menampung aspirasi, keterampilan, dan minat mahasiswa yang kurang terangkul oleh keberadaan UKM dan komunitas. Kemudian, bila program kerja Himpunan Mahasiswa tersebut kelak ada yang bersinggungan dengan program kerja UKM maka bisa diselesaikan dengan cara koordinasi. “Bukan untuk menyaingi UKM atau komunitas lainnya, melainkan untuk membantu agar para mahasiswa ini pintar dalam berorganisasi”, tandasnya.

   Hal senada juga diungkapkan oleh Taufiqurrahman, selaku Komti kelas 2F PLI. Ia mengatakan bahwa apabila Himpunan Mahasiswa terbentuk maka kehidupan di kampus akan lebih berwarna. “Misal kami mahasiswa PLI mau ngadain terobosan baru di bidang pengolahan sampah, mau bikin kompos, belum ada yang mewadahi, kalo hima (Himpunan Mahasiswa -red) berdiri kegiatan semacam itu akan lebih berkembang di kampus”, katanya. Ia juga berpendapat bahwa Himpunan Mahasiswa juga menjadi ajang aplikasi ilmu yang didapat di perkuliahan. Taufiq mencontohkan, PLI mendapatkan ilmu manajemen produksi, dengan adanya Himpunan Mahasiswa kegiatan yang berhubungan dengan penalaran dan keilmuan tersebut akan terwadahi, “kalo mau bilang ke BEM, kami masih harus ngejelasin dari awal karena basic kita ga sama. Ini baru PLI, belum pangan (PMIP –red) belum ankim (Analsis Kimia –red)”, tukasnya.

     Antusiasme mahasiswa perihal akan terbentuknya Himpunan Mahasiswa ini juga disertai  dengan harapan tinggi, baik untuk pansus dan Himpunan Mahasiswanya itu sendiri, mahasiswa lain, dan juga untuk IMAKA kedepannya. “Harapannya mahasiswa berfikiran luas. Pro kontra pasti ada tapi jangan memaksa. Ada mahasiswa yang hendak berkarya di Hima. Untuk pansus, kami support kalian, laksanakan amanah sebaik dan seefisien mungkin.”, begitu kata Taufiq. “Saya harapkan untuk pemimpim hima itu sendiri orang yang amanah, jujur, dan kerja keras, dan memang niat dia untuk memajukan prodi dan Politeknik AKA, bukan hanya mendoktrin untuk membenci UKM dan komunitas lain”, demikian yang dinyatakakan oleh Azum.

   Tak hanya mahasiswa, para anggota pansus pun memiliki harapan umtuk IMAKA kelak apabila Himpunan Mahasiswa ini terbentuk. “Sebenarnya kita kan menghadapi dua sisi,  ada sisi yang mengharapkan hima segera terbentuk ada sisi yang menganggap hima terlalu dini terbentuk ”, buka Maytsa. “Harapannya yang kita jaga adalah kestabilan IMAKA. Jadi apa-apa yang baik di IMAKA ini tetap bertahan” lanjutnya. Menurutnya, yang ingin dicapai ketika Himpunan Mahasiswa ini diurus oleh DPM, yang notabene lembaga netral, yakni masing-masing prodi tidak bersaing saling menjatuhkan melainkan berkembang secara baik karena memiliki landasan yang sama dengan asas keadilan dan kesamarataan.

   Namun, di tengah boomingnya isu mengenai Himpunan Mahasiswa tersebut, (bisa dikatakan) anehnya adalah, antusias mahasiswa terhadap Himpunan Mahasiswa ini hanya berada pada dua program studi baru (PMIP, PLI -red). Terkhusus untuk prodi Analisis Kimia, gembar-gembor mengenai Himpunan Mahasiswa ini hampir tidak tercium. Bahkan, ketika tim Jurnalika bertanya pada salah satu mahasiswa non-organisasi dari prodi Analisis Kimia yang tidak ingin disebut namanya, dia mengatakan tidak tahu-menahu mengenai Himpunan Mahasiswa, apa fungsi dan tujuannya. Temuan yang sangat menarik ketika pansus mempropagandakan Himpunan Mahasiswa adalah wadah untuk menyalurkan minat mahasiswa dalam satu program studi, malah ada yang sama sekali tidak mengetahui apa itu Himpunan Mahasiswa.

   Hal yang kemudian menjadi pertanyaan adalah, mahasiswa mana yang dimaksud? Apakah dengan adanya Himpunan Mahasiswa ini menjamin dapat merangkul semua elemen mahasiswa tanpa terkecuali? Seberapa perlukah Himpunan Mahasiswa di mata mahasiswa secara keseluruhan? Hal yang menarik ditunggu jawabannya. (eq/FA)

 

Images Source : google images, DPM IMAKA