Jurnalikanews- Dalam rangka menyambut momentum hari tani seluruh Indonesia dan refleksi menuju 3 tahun kepemimpinan Jokowi-JK, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) IMAKA menyelenggarakan forum diskusi yang disebut dengan IMAKA Mengkaji. Pada kajian tersebut membahas tentang bagaimana mahasiswa bertindak untuk mengingatkan pemerintah terhadap petani yang ada di Indonesia. Forum diskusi tersebut diselenggarakan pada hari Jumat (22/9), pada pukul 16.35 WIB. Diskusi terbuka ini bertempat di gedung perkuliahaan (Gedung C) kelas 3A yang dihadiri oleh beberapa mahasiswa/i Politeknik AKA Bogor.
Forum IMAKA Mengkaji kali ini bertujuan agar mahasiswa Politeknik AKA Bogor ikut bergerak dan paham dalam rangka “Aksi Bela Petani”yang akan diadakan pada hari Senin (25/9), mendatang. Ada banyak tuntutan kepada pemerintah yang dicanangkan dalam “Aksi Bela Petani”, berdasarkan konsolidasi BEM se-Jabodetabek Banten, mendatang diantaranya:
- Selesaikan konflik agrarian,
- Selesaikan petani kendeng,
- Stop impor gula dan garam dalam jumlah besar.
Namun, pada kajian kali ini lebih difokuskan pada tuntutan untuk stop impor gula dalam jumlah besar. Mengapa demikian?, saat ini Indonesia berupaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri, khusunya produksi gula, tetapi sampai sekarang belum tercapai. Hal ini disebabkan karena belum optimalnya faktor-faktor produksi gula dalam negeri sedangkan konsumsi gula masih tinggi.
Kebutuhan gula industri pada tahun 2017 diprediksikan sebesar 3,5 juta ton. Untuk perbandingan pada 2016, Kementerian Perdagangan RI telah mengeluarkan izin impor sebesar 3,22 juta ton. Sementara itu, kebutuhan gula konsumsi pada tahun 2017 di prediksikan mencapai 2.7 juta ton, sedangkan produksi gula konsumsi pada tahun 2016 mencapai 2.2 juta ton. Jadi kekurangan gula mencapai 400.000 ton yang harus dipenuhi pemerintah. (Sumber data dari http://agribisnis.co.id)
Rizky Zebua selaku Menteri KASTRAT BEM IMAKA berharap bahwa “Aksi Bela Petani” pada senin mendatang diikuti oleh mahasiswa/i Politeknik AKA Bogor dan hal utama yang diharapkan yaitu semoga ada nota kesepakatan bahwasannya Presiden Jokowi setuju hadir pada aksi lanjutan tanggal 20 Oktober 2017. (IL/qy)