Awalnya, cukup sulit menemukan sarana untuk konsumsi air minum saat kita berada di lingkungan kampus Politeknik AKA. Hal ini dikarenakan jauhnya toko ataupun kantin yang tersedia. Oleh karena itu, biasanya mahasiswa mensiasatinya dengan membawa botol minum pribadi. Sebelumnya, ketersediaan air minum yang mudah didapat di lingkungan sekitaran kampus pun hanya di masjid Nuroh Al-Jabar yang disediakan oleh DKM masjid tersebut. Namun baru-baru ini, tepatnya Senin 12 September 2017, telah tersedia sarana air minum dalam bentuk dispenser di gedung perkuliahan (gedung C) lantai 2 dan lantai 3. Sarana air minum ini diusung oleh BEM IMAKA Simfoni untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa.
Berdasarkan penuturan Tita Anugrah selaku Menteri Kesejahteraan Mahasiswa (KesMa), diadakannya sarana untuk mahasiswa ini merupakan kebijakan langsung dari presiden mahasiswa terkait pemanfaatan dana APP periode sebelumnya yang baru turun saat ini. Berdasarkan hasil sosialisasi, lebih dari 80% mahasiswa menyatakan respon positif terhadap penyediaan dispenser sebagai sarana air minum kampus, sehingga terlaksanalah salah satu program yang telah dicanangkan sebagai sarana untuk mahasiswa. Dana sebesar 2 juta rupiah untuk satu dispenser meliputi 850 ribu harga dispenser, berbagai pernak-pernik pelengkap, dan sisanya sebagai dana pemeliharaan. Di atas dispenser juga terdapat kotak sumbangan seiklasnya untuk pembelian galon.
Sarana air minum ini dikelola langsung oleh KesMa. Sistem yang belum terlalu matang, ditanggulangi dengan membentuk jadwal piket untuk penggantian galon yang sementara dilakukan oleh pengurus BEM. Terkait daya listrik kampus yang digunakan untuk menunjang fasilitas dispenser, maka akan diberlakukan sistem menyalakan dan mematikan dispenser untuk menghemat penggunaan energi. Dispenser akan dinyalakan pada pagi hari, sementara dilakukan oleh staff KesMa secara bergilir dan nantinya diharapkan kesadaran dari seluruh mahasiswa. Berbeda dengan itu, sistem mematikan dispenser pada malam hari, akan segera dilakukan koordinasi dengan satuan petugas kampus yang faktanya meninggalkan gedung terakhir kali karena terkadang kegiatan di kampus berlangsung sampai malam.
“Alhamdulillah dalam satu hari kita dapat dua sampai tiga kali ganti galon artinya berfungsi dengan seharusnya.” Tutur Tita saat ditanya tanggapan mengenai sarana air minum ini.
Program yang baru berjalan kurang dari dua minggu ini tak dapat menghindari adanya oknum yang menyebabkan ketidaksesuaian dalam segi penggunaannya “Hal yang disesalkan yaitu dalam pencucian gelas sehabis pakai padahal ada SOP-nya dengan jelas, tapi terkadang ada mahasiswa yang melalaikan, intinya dispenser ini milik kita semua, sehingga semua mahasiswa memili kewajiban unuk ikut memeliharanya” Tutup Tita . (RFM/NL)